Monday, October 19, 2009

Sepi 01

Buntu......!!! otakku mungkin membeku karena suhu diruangan kecil ini yang hampir mendekati 16 derajat celcius. Ohhhhh... ini tak kuinginkan aku ingin menulis banyak hal. Dari mulai hal kecil hingga hal yang tak kusadari kadang keluar dengan sendirinya. Ajaib ! semua hal yang aku lakukan skarang tak kupikirkan sama sekali, aku hanya mengikuti keinginan hati mencoba menulis tanpa ada ide sama sekali. Tentu ini sulit, tapi aku paksa chip terbaik yang dipasang Allah untuk menyalurka ide yang briliant.
Satu menit..... dua menit berlalu tetap saja kebuntuan meyelimuti otakku. Mungkin seperti kabut tebal di belantara kalimantan atau seperti awan hitam pekat yang membuat nyiut para penerbang menembusnya. Ah sejak kapan aku mulai menikmati setiap kesunyian ini atau jangan - jangan aku mulai menemukan duniaku sendiri. Aaarrrghhhh jangan bilang aku mulai idiot!!!!!. Andai jam yang menempel didinding diatas kepalaku ini bisa bicara, aku mungkin tahu jawabannya. Mengapa dia begitu tunduk sempurna berputar statis tanpa seharipun berubah. Ohhhhh apa ini yang disebut ikhlas menjalani tugas. Bukan ini bukan tugas.........ini adalah ketetapan yang telah digariskan.Seperti bumi berputar pada porosnya, andai saja dia mengeluh, mungkin yang terjadi adalah kehancuran dahsyat. Bumi ngambek .... mengelengkan kepalanya hingga mencapai 8 skala richter. STOPPPP jangan lakukan itu, kami akan binasa terkubur dalam bangunan yang dulu kami berharap menajdi tempat perlindungan. Oh tak ada tempat berlindung yang sempurna selain Dia. Andai gunung tak mampu lagi menjadi pancang, sedetik saja dia mengucap kata lelah. Aku tak pernah bisa membayangkan kalo seandainya langit runtuh.
Kengerian......kalimat itu yang sekarang ada diotakku. Ngeri menyaksikan beribu-ribu jasad tertimbun.

0 comments:

Translate this page :